Perpustakaan RI Bahas Transformasi Perpustakaan untuk Meningkatkan Layanan Perpustakaan dan Kualitas Pustakawan di Bali

 


VoB - Transformasi perpustakaan sebagai pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” demikian dikatakan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Dr. Joko Santoso, M. Hum sebagai narasumber dihadapan 76 orang peserta dalam kegiatan seminar sehari yang digelar Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Bali, Senin (29/4) kemarin, tempat Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, Jalan Puputan, Denpasar.


 Lanjut dalam materinya, Joko Santoso judul “Transformasi Perpustakaan untuk Meningkatkan Layanan Perpustakaan dan Kualitas Pustakawan”, menjelaskan,  nilai budaya literasi di tahun 2021 mengalami penurunan, dikarenakan menurunnya kunjungan ke perpustakaan/memanfaatkan Taman Bacaan Masayarakat  (TBM) yang merupakan salah satu dampak dari pandemic COVID-19 (pembatasan kegiatan) yaitu dari 51,60% pada tahun 2020 menjadi 15,08% pada tahun 2021.


 Terkait dengan itu, Joko mengatakan, budaya Literasi merupakan salah satu dimensi penyusun Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) yang diukur melalui tiga indikator meliputi, kebiasaan membaca, mengakses informasi dan pengetahuan melalui internet, dan  mengunjungi perpustakaan ataupun memanfaatkan TBM.


 Kepada Pustakawan yang hadir dalam seminar tersebut, Joko memaparkan, peran Pustakawan diantaranya, fasilitator TPBIS konsultan informasi,  penyeleksi bahan pustaka, marketing informasi, peneliti/pengkaji perpustakaan, dan  penyuluh budaya baca.


Sementara itu, narasumber seminar lainnya menampilkan Kepala Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Dr Made Hery Wihardika Griadhi, SH, M.Si. Dia menjelaskan dalam paparan materinya judul “Layanan Perpustakaan Profesional Pada Era Digital”. Perpustakaan dalam kemajuan teknologi digital meliputi, perlu meningkatkan infrastruktur digital perpustakaan, pemanfaatan teknologi  untuk layanan perpustakaan lebih efisien, pengembangan platform digital untuk akses informasi lebih luas, dan pendidikan digital untuk staff perpustakaan agar lebih kompeten.


Masalah tentang layanan perpustakaan, Hery Wihardika Griadhi, mengaharpakan hendaknya pengelola perpustakaan  memberikan akses ke berbagai sumber belajar, menyediakan ruang studi yang nyaman dan tenang untuk membaca dan belajar, dapat mengakses jurnal ilmiah dan referensi penting secara gratis,dan ada program diskusi buku dan pertemuan dengan penulis terkenal.


Seminar dibuka Ketua Pengurus Daerah IPI Provinsi Bali, Drs. I Wayan Tunjung. Tunjung mengatakan, Di era sekarang ternyata pustakawan perlu mengetahui transformasi perpustakaan, gunanya adalah untuk meningkatkan layanan perpustakaan kepada pemustaka, serta kualitas pustakawan perlu ditingkatkan, salah satunya di samping melalui pendidikan juga,melalui seminar. Profesionalisme penyelenggaraan layanan perpustakaan di era digital perlu ditingkatkan, karena ini merupakan tuntutan pemustakanya. Pemustaka perlu diberikan pelayanan digital, karena kalau kita tidak memberikan pelanan digital maka pemustaka akan semakin sedikit yang datang ke perpustakaan.


Ketua panitia seminar, I Nyoman Suarcaya melaporkan, maksud dan tujuan diadakannya seminar ini diantarnya untuk mengajak para pengelola perpustakaan untuk berinovasi, karena pemustaka ingin mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.


Peserta berjumlah 76 orang dari unsur fungsional pustakawan dan pengelola perpustakaan di Provinsi Bali dan kabupaten/kota di seluruh Bali. Seluruh peserta seminar mendapat sertifikat penghargaan. (Pasek Antara)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama